AKSI NYATA TOPIK 6
PRESPEKTIF SOSIOKULTURAL PENDIDIKAN INDONESIA
Assalamu’alaikum wr wb
Saya Auliya Saadatul Abadiyah,
mahasiswa PPG Calon guru gelombang 2 2024 Program Studi PGSD di Universitas
Muria Kudus.
Melalui blog ini, saya akan
menguraikan hasil refleksidari tugas Prespektif Sosiokultural dalam Pendidikan
Indonesia pada dimensi Aksi Nyata topik 6 dengan alur MERDEKA. Refkesi ini
bertujuan untuk memahami materi secara mendalam bagi diri sendiri mapun orang
lain.
Alur MERDEKA terdiri dari Mulai
dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual,
Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata.
- Mulai
dari diri
(Apa yang Anda pikirkan tentang
topik ini sebelum memulai proses pembelajaran?)
Hal yang saya pikirkan mengenai
topik 6 pada pembelajaran prespektif sosiokultural dalam pendidikan ini adalah saja
tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan metode scaffolding dalam
pembelajaran. Mengingat menentukan karakteristik dan kemampuan peserta didik
yang berbeda-beda untuk diberi scaffolding bukan sesuatu yang mudah.
- Eksplorasi
Konsep
Apa yang Anda pelajari dari
konsep yang Anda pelajari dalam topik ini?
Terdapat tiga macam kerangka
panduan yang dapat diterapkan dalam menyusun strategi scaffolding untuk untuk
mengantisipasi hambatan maupun tantangan dalam penerapan strategi scaffolding
yaitu: logika (sense making), manajemen kerja (process management), dan
penguatan dan refleksi (articulation and reflection). Logika menghubungkan
pengetahuan yang lama untuk membuat pemahaman dengan pengetahuan yang baru
didapat. Manajemen kerja memberikan strategi dalam bentuk manajemen waktu dan
beban tugas yang dapat dilakukan secara bertahap sehingga membantu proses
pembelajaran untuk berkembang. Penguatan dan refleksi menitikberatkan pada
proses evaluasi dan refleksi dimana terdapat ruang dalam scaffolding untuk
meninjau kembali pencapaian kompetensi.
- Ruang
Kolaborasi
(Apa yang Anda pelajari lebih
lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam Ruang Kolaborasi?)
Di ruang kolaborasi, kami
melakukan kegiatan diskusi bersama untuk meninjau bersama rencana pembelajaran
yang kita buat, apa saja scaffolding yang pernah dilakukan dalam pembelajaran.
Adapun bantuan yang terdapat pada rencana belajar kami antara lain Menjelaskan
materi dengan media yang beragam. Diantaranya melalui video (audiovisual) dan
percobaan (kinestetik), membagi kelompok secara acak, dimana 1 kelompok terdiri
dari siswa dengan kemempauan kognitif yang tinggi dan kemampuan kognitif yang
rendah, mengarahkan peserta didik yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi
untuk membantu peserta didik yang memilki kemampuan kognitif yang rendah, Memberikan
bantuan/bimbingan kepada peserta didik saat berdiskusi/melakukan percobaan. Memberikan
kesempatan bertanya bagi peserta didik yang belum faham materi yang telah
dijelaskan ataupun kata-kata yang belum difahami.
4.
Demonstrasi Kontekstual
(Apa hal penting yang Anda pelajari dari
proses demontrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok bisa tentang
materi, rekan dan diri sendiri?)
Dari proses demonstrasi
kontekstual, ada beberapa hal penting yang saya pelajari, baik mengenai materi,
rekan-rekan, maupun diri saya sendiri:
Materi: Saya lebih memahami
pentingnya menyampaikan materi dengan cara yang relevan dan mudah dipahami.
Rekan: Saya belajar banyak dari
cara rekan-rekan saya dalam mengelola diskusi dan sudut pandang yang mereka
diskusikan.
Diri Sendiri: Saya menyadari
pentingnya keterampilan komunikasi dan adaptasi dalam pembelajaran.
.
- Elaborasi
Pemahaman
(Sejauh ini apa yang sudah Anda
pahami tentang topik ini, apa hal baru yang Anda pahami atau berubah dari
pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai apa yang ingin Anda pelajari
lebih lanjut?)
Sejauh ini, saya memahami
bahwa scaffolding adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang dirancang untuk memberikan dukungan sementara kepada peserta didik, agar
mereka dapat menyelesaikan tugas atau memahami konsep yang sebelumnya berada di
luar kemampuan mereka.
Hal baru yang saya pahami atau
yang berubah dari pemahaman saya sebelumnya adalah bagaimana scaffolding tidak
hanya berfungsi sebagai bantuan sementara, tetapi juga sebagai strategi dinamis
yang sangat bergantung pada interaksi antara peserta didik dan pendidik.
6.
Koneksi Antar Materi
(Apa yang Anda pelajari dari
koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata
kuliah lain?)
Dari koneksi antar materi
dengan mata kuliah lain, saya belajar bahwa konsep-konsep pembelajaran
saling terkait dan mendukung satu sama lain. Misalnya, dalam mata kuliah
Pemahaman peserta didik dan pembelajaranya, Teori Scaffolding ZPD ini dapat dikaitkan
dengan teori Design Thinking dimana guru membuat modul ajar berfokus pada
peserta didik. Dengan demikian, pemahaman yang komprehensif tentang teori-teori
dan konsep-konsep pendidikan memungkinkan saya untuk merancang pengalaman
pembelajaran yang lebih holistik dan efektif, dengan memperhatikan berbagai
faktor yang mempengaruhi proses belajar peserta didik.
Apa manfaat pembelajaran ini
untuk kesiapan Anda sebagai guru?
Manfaat pembelajaran ini bagi
saya yaitu kemampuan menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik
dan pengembangan keterampilan kolaboratif peserta didik. Sehingga, pembelajaran
ini memperkaya pemahaman saya mengenai tingkat kognitif peserta didik dan
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang timbul akibat perbedaan tingkat
kognitif peserta didik.
Bagaimana Anda menilai
kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?
Jika saya menilai kesiapan saya
saat ini dalam skala 1-10, saya akan memberikan nilai 8. Saya
merasa banyak konsep yang harus saya pelajari lebih lanjut mengenai scaffolding
ini. Saya menyadari bahwa pengalaman langsung sangat penting untuk meningkatkan
kesiapan saya menjadi guru yang lebih efektif.
Apa yang perlu Anda persiapkan
lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?
Saya ingin mempersiapkan media
yang dapat mendukung proses scaffolding. Ini mencakup memahami cara
menggunakan media yang mendukung kolaborasi, yang dapat membantu
memberikan umpan balik dan mendukung kemandirian peserta didik.
Sekian uraian refleksi dari saya. Semoga bermanfaat.
Salam guru professional.
Komentar
Posting Komentar